Waktu remaja, aku sering di-bully. Hal itu yang bikin gambar diriku jadi rusak. Akibatnya, apa yang terjadi di usia remaja itu sudah membentuk pribadiku. Temanku pernah menegur kalo aku ini jarang tersenyum, lebih sering cemberut. Diperparah dampaknya membuat aku merasa tidak bisa menarik di mata cowok. Aku jadi merasa bukanlah tipe cewek yang disukai para cowok sehingga aku semakin merasa tidak berharga.
Masuk masa kuliah, aku baru pertama kali pacaran. Usia cowokku tujuh tahun lebih tua. Relasi pacaran kami tidak sehat, kami sama-sama menggunakan satu sama lain.Dia juga tidak melihat relasi kami secara serius. Berhubung ini pertama kalinya aku punya pacar maka meskipun aku merasa hanya digunakan olehnya, aku tidak berkeberatan. Pacar ke dua, relasi kami agak berbeda. Tidak lama setelah kami jadian, aku harus tinggal di luar negeri. Tidak lama setelah aku tinggal di luar negeri itu, aku diputusin sama dia. Aku sangat sedih. Waktu itu aku berpikir naif bahwa dia akan menungguku dan kita bisa mempertahankan hubungan LDR ini. Meski belum mengenal sifat dan pribadinya dengan baik tapi aku sudah merasa dialah “my Prince Charming”. Dialah yang kutunggu-tunggu dan relasi kami akan menuju “live happily ever after”. Dari sana, aku mencoba move on dengan membuat catatan kecil untuk diri sendiri, “You Deserve Someone Better”! Kutempel tulisan itu di dinding kamar sebagai reminder bahwa aku ini berharga. Hidupku ini tidak tergantung dengan mantan pacar.
Aku pacaran lagi. Kali ini relasi kami berjalan cukup lama. Kami mengenal satu sama lain dengan dalam. Kami seiman dan punya minat yang serupa. Buatku ini adalah relasi pacaranku yang paling dewasa. Namun pada akhirnya kami ternyata memiliki tujuan yang berbeda untuk masa depan sehingga kami harus berpisah. Move on kali ini tidaklah sesulit dulu. Kenapa gitu? Yang membedakan adalah kali ini aku sudah tidak lagi memandang diriku tidak berharga dan layak untuk dicintai lagi. Aku berkembang tumbuh menjadi cewek yang independen. Aku sudah bisa hidup tanpa harus ada pacar yang menemani ke mana-mana.
Buat mereka yang susah move on, menurutku untuk bisa gampang move on, hal pertama adalah kita perlu tahu dulu siapa diri kita dan apa yang kita mau lakukan dalam hidup ini. Jadi waktu putus sama pacar, hidup kita ngak hancur berantakan begitu saja. Kita adalah pribadi yang independen, yang dicintai oleh Tuhan tanpa mempedulikan bentuk rupa kita. Hanya karena status sebagai single tidak berarti kita pribadi yang kurang dibanding dengan mereka yang punya pacar. Kita dibekali dengan talenta dan karunia, dimana Tuhan mau memakainya untuk kemuliaan nama-Nya. Jadi, ngak perlu terlalu lama bersedih . Bisa jadi juga si mantan mungkin malah udah ngak mikirin kamu loh! Lebih baik kita interospeksi diri, apakah memang relasi kalian itu bisa dilanjutkan ke jenjang yang lebih dalam seperti pernikahan? Kita perlu untuk tidak tidak bermain-main dengan hati kita sendiri. Ketika kita membiarkan diri kita terluka terus menerus, maka dampaknya bisa mempengaruhi kehidupan pernikahan kita juga nantinya. So let’s move on and move up!
Kontributor: Angela Kurniawan – alumni Basic Program 2016
Comments