“Pacaran” istilah itu makin sering kita dengar di zaman milenial ini, yang tidak kalah sering kedengeran sekarang ini adalah: Jomblo!!. “Jomblo”, kalau boleh dibilang merupakan predikat seseorang yang memalukan pada masa kini, sering kali kalau pergi ngumpul-ngumpul teman lama yang sudah tidak bertemu beberapa lama, pertanyaan yang terlontar adalah “sendirian aja loe” atau “mana pasangan loe” atau langsung “Astaga, masih Jomblo aja?”. Seakan-akan orang-orang dengan predikat ini dicap sebagai “penduduk kelas dua”.
Yang saya mau bahas disini adalah bukan tentang jomblo, melainkan bagaimana para single ini, karena terlalu seringnya diejek merasa bahwa statusnya sebagai “single” adalah suatu “penistaan diri”, yang harus dibuang cepat-cepat. So, hal yang dilakukan adalah ingin secepatnya mencari target pacar, yang sebenarnya belum tentu loh memperbaiki keadaan dan citra diri. Kenapa? Karena tujuan awalnya aja udah salah! Tujuan awalnya adalah mencari pacar untuk melepas predikat jomblo, bukan mencari pacar untuk nantinya dijadikan pasangan hidup. Apabila mindset seperti ini terus ada, maka bisa diprediksi yang dilakukan adalah: “asal sikat”, yang penting fisiknya okey, yang penting easy going dan enak diajak bicara, dsb. Dari sini udah bisa diprediksi sebenarnya apa yang akan terjadi, bahwa “pacar” kita nantinya belum tentu sesuai dengan harapan sebenarnya. Kamu boleh saja berpikir bahwa tidak ada salahnya mencoba, dan belum tentu pada akhirnya tidak cocok. Saya juga tidak menolak kalau akhirnya ketika saya coba-coba pacaran ternyata cocok dan berlangsung baik (karena saya pun demikian), namun yang saya ingin garis bawahi disini adalah betapa tujuan kita membuat kita dapat mendatangkan resiko yang tidak kita pikirkan terlebih dahulu karena pengambilan keputusan yang terlalu cepat. Saya akan mencoba untuk membantu kamu untuk menentukan keputusan sebelum melakukan pacaran coba-coba:
Sudah siap tidak sih pacaran?
Jujur deh sama diri sendiri, sebenarnya kita itu siap tidak sih pacaran? Kita tidak bisa pungkiri bahwa pada akhirnya pacar kita nantinya adalah calon pasangan hidup kita, dan waktu pacaran adalah masa percobaan kecocokan, dimana sesungguhnya mulai dari pacaran kita tuh sebenarnya dituntut untuk berkomitmen, komit untuk menyediakan waktu, untuk memperhatikan, harus rela juga untuk megeluarkan uang untuk jalan-jalan, makan dan lain sebagainya (khususnya bagi kaum adam).
Apa yang seharusnya orang pacaran lakukan?
Kadang orang yang tidak siap untuk pacaran atau orang yang baru pertama kali pacaran tidak tahu setelah punya pacar aku tuh harus ngapain? Apa cuma jalan-jalan, makan, nonton, dsb? Lalu apa bedanya kalau jomblo? Toh bisa ajak teman, bukan? Saya kasih clue ya? Sebenarnya yang orang pacaran lakukan adalah mempersiapkan diri dan pasangan ke jenjang yang lebih baik, saling mendukung karir atau masa depan masing-masing dan berkomitmen bersama untuk melanjutkan hubungan ini kearah yang lebih serius. Sound boring?? jika tidak, berarti mungkin kamu sudah siap untuk pacaran.
Kontributor: Ratna Listiyani, Alumi : Basic Program
Comments