Gue mau sharing pemahaman gue tentang mereka yang memilih untuk hidup single dan dan mereka yang memilih untuk menjadi selibat awam. Mereka yang masih single tentu tidak berarti bahwa mereka menutup diri bagi relasi dengan lawan jenis. Mereka yang selibat adalah kaum awam yang memilih secara bebas untuk menyerahkan hidupnya secara total kepada Allah namun tidak berarti menutup diri pada persahabatan dengan seseorang. Kalo yang masih single tetap ada kemungkinan untuk menikah, maka para selibat awam ini adalah mereka yang dengan bebas memilih untuk tidak menikah. Baik para single maupun selibat bukanlah mereka yang takut untuk menikah karena mereka merasa nyaman dengan pilihan masing-masing. Bahkan relasi mereka dengan Tuhan banyak kali menginspirasi orang lain. Mereka berusaha untuk menjaga kemurnian diri dan hati.
Mereka yang selibat tidak berarti telah menyia-yiakan kegembiraan hidup. Mereka masih tetap bisa berkarir dan menikmati kegembiraan hidup bahkan mencapai sasaran-sasaran dalam hidup mereka. Yang membatasi adalah mereka tidak menjalin relasi secara eksklusif dengan seseorang. Istilah gue, para selibat awam itu lebih memilih untuk "pacaran" sama Tuhan. Kalo mereka ternyata punya pacar maka berarti mereka telah menduakan Tuhan. Tentu nggak ada yang mau diduakan dalam sebuah relasi, bukan? Menurut pandangan gue, enaknya hidup selibat dan murni itu adalah mereka bisa lebih dekat lagi dengan Tuhan. Mereka memiliki banyak kesempatan untuk memfokuskan diri kepada Tuhan. Mereka bisa semakin membaktikan diri kepada Tuhan, Gereja dan sesama. Mereka bersedia untuk menjadi partner nya Tuhan di dunia ini untuk melayani sesama.
Lalu gimana supaya kita bisa menjadi single yang happy?
Percayakanlah semuanya kepada Tuhan. Kita perlu terus percaya dan menyerahkan hidup dalam perlindungan Tuhan. Hal itulah yang akan membuat kita lebih tenang dalam menghadapi keseharian hidup.
Enjoy your life. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menikmati hidup, misalnya dengan berpetualang, menambah pengalaman, berkumpul bersama dengan teman-teman dan membuka diri pada pertemanan yang baru.
Be yourself. Jangan lupa untuk menjadi diri kita sendiri. Jangan pernah menjadi single yang memakai topeng atau berpura-pura untuk menjadi pribadi orang lain hanya untuk menjadi bahagia. Salah besar kalau kita pengen jadi single yang happy tapi kita tidak bisa jadi diri sendiri.
Jangan terlalu baper (bawa perasaan). Coba bayangkan gimana kita bisa jadi single yang happy kalau tiap kali kita ditanya oleh orang-orang di sekeliling kita “kapan nikah”, lalu kita langsung jadi bete, galau. Pokoknya baper lah. Kita akan selalu memikirkan omongan orang-orang dan akhirnya kita jadi stress sendiri. Enggak mau dong jadi stress karena terlalu baper?
Sekarang ada pertanyaan penting yang perlu kita refleksikan dan renungkan, yaitu apakah kita memilih untuk menjadi single atau kita mau membuka diri pada kemungkinan untuk hidup selibat?
Oleh Lucia Wahyuni, Alumni Basic Program 2016
Commenti